Tafsir Makna Bismillah

Posted by


Basmalah berarti memulai segala sesuatu yang terpuji dengan menyebut nama Tuhan yang bersifat dengan sifat wujud. Berdasarkan pengetahuan tauhid yakni ilmu ketuhanan menurut agama Islam, nama Tuhan di sini yakni Allah adalah nama Dzat-Nya yang bersifat dengan wujud, yaitu sifat nafshiyah. Sifat nafsiyah ini dikaitkan dengan dzat Allah SWT. Maka adalah kalimat Allah merupakan nama pada Dzat-nya Allah (اسم الذات) dan kepada-Nyalah tunduk semua yang maujud karena semua yang maujud ini dari alam ciptaan Allah adalah tunduk dan patuh atas segala perintah-Nya lagi mengikuti segala karunia-Nya (rahmat-Nya).
Tuhan yang maha pencipta I itu yang nama-Nya adalah Allah disifatkan dalam Basmalah dengan Al rahman nirrahiim. Ini menunjukkan bahwa alam maujud yang merupakan ciptaan Allah adalah dari rahmaniah-Nya, anugerah-Nya dan kasih-sayang-Nya. Karena adanya sesuatu bagaimanapun bentuknya besar atau kecilnya, merupakan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga apabila dibandingkan dengan tidak adanya sesuatu itu. Maka tidak tersentuh padanya nikmat wujut dan adalah ia seperti sia-sia belaka.
Apabila gambaran rahmaniah Allah SWT sedemikian rupa berarti ini kurnia Allah bersifat lahiriah. Sedangkan rahmaniah allah yang disebutkan dengan ar-rahiim adalah rahmat allah yang bersifat khusus, yakni kepada para makhluknya yang patuh dan taat kepada Allah. Merekalah yang mendapat kasih sayang Allah dalam arti khusus; tajalli (kenyataan dari rahmat Allah yang bersifat batiniah dan sentuhan hakikatnya makhluk dalam gambaran ma’rifatnya terhadap Allah yang mempunyai segala sifat kemaha sempurnaan). Dan adalah hamba Allah pada ketika mengucapkan basmalah menyentuh keyakinan dan ma’rifatnya pada dzat Allah dengan menghayati bahwa Allah yang Maha menciptakan segala sesuatu dari makhluk-Nya dan tidak luput dari Allah itu sifat kurnia-Nya dan kasih sayang-Nya.
Kenapa kita harus menyebutkan dengan nama Allah, tidak dengan Allah atau billah saja?
Bukankah menyebut kalimah Allah secara langsung tepat dan mantap jika menyebut kalimah Allah dengan mengharapkan keberkahan-Nya yakni nilai yang dari nama-Nya.
Jawabnya, karena pengertian Dengan Nama Allah adalah menyebut Yang Maha Kuasa dan ingat kepada Dzat-Nya yang tiada seumpama dan tiada bandingan dengan apapun, maka adalah pengertiannya yaitu dengan Yang MaHa Kuasa, dengan segala sifat kesempurnaan, dan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka adalah kalimah ismu yang berarti nama diartikan dengan Dzat Yang Maha Rahman dan Rahiim, dimana Dzat tersebut bernama Allah. Maka pada waktu kita mengucapkan basmalah hati kita menghayati bahwa yang Maha Kuasa yang menciptakan semua makhluk ini salah satunya adalah aku sendiri mudah-mudahan aku mendapat kurnia-Nya dan kasih sayang-Nya karena Dia yang namanya Allah adalah Maha Kuasa dan Maha segala yang baik terhadap hamba-Nya dan makhluk-Nya. Maka adalah apasaja yang diciptakan oleh-Nya tidak sunyi dari pada hikmah dan kebijaksanaannya.
Kalaulah demikian pemahaman dari basmalah, maka berzikirlah dalam hati dengan mengingat Allah atau ar-rahman atau ar-rahiim dengan perassaan yang mendalam dari ma’rifat dan penghayatan saat kita menyebut basmalah yang dihayati secara bersamaan oleh batin kita.

KELEBIHAN BASMALAH
          Seorang ulama besar dalam Madzhab Syafi’ie, Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Salam di negeri Qayyubi daerah Mesir Utara. Beliau terkenal dengan karangan-karangannya yang banyak dipelajari dan diajari oleh para ulama Islam di dunia Islam, baik di Timur Tengah dan juga di Asia Tenggara. Beliau menulis tentang kelebihan Basmalah, sebagai berikut:
ان أمرأة كان لها زوج منافق وكانت تقول على كل شيئ من قول أو فعل باسم الله، فقال زوجها لأفعلن ما أخجلها به فدفع إليها صرة وقال لها: احفظيها، فوضعتها في محل وغطتها فغافلها وأخذ الصرة وأخذ مافيها ورماها في داره، ثم طلبها منها، فجاءت إلى محلها وقالت باسم الله، فأمر الله تعالى جبريل أن اينزل سريها ويعيد الصرة إلى مكانها فوضعت يدها لتأخذها فوجدتها كما وضعتها، فتعجب زوجها وتاب إلى الله تعالى.
Dikisahkan ada seorang wanita mempunyai suami yang munafik. Wanita tersebut senantiasa mengucapkan bismillah dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Kemudian suaminya berkata, “Aku akan melakukan sesuatu yang akan membuat dia malu.” Kemudian dia menitipkan sebuah bungkusan kepada istrinya dan berkata, “Jagalah barang ini.” Lalu si istri menyimpannya di suatu tempat. Ketika istrinya terlelap tidur, suaminya memanfaatkan kelengahan istrinya itu untuk mengambil bungkusan tersebut dan membuangnya ke dalam sebuah sumur dekat rumahnya.
Kemudian ia meminta bungkusan yang tadi dititipkan kepada istrinya. Maka istrinya pun langsung melangkah menuju tempat di mana ia menyimpannya sambil mengucapkan, “Bismillah.” Pada saat itu Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril untuk segera turun dan mengembalikan bungkusan yang telah dibuang ke tempatnya semula. Ketika si istri henak meraihnya, ia mendapatkan bungkusan tersebut dalam kondisi yang sama ketika ia menyimpannya. Maka suaminya terheran-heran dan akhirnya ia bertaubat kepada Allah SWT.

 KETERANGAN TENTANG BASMALAH
Apakah basmalah itu sebagian dari surat Fatihah dan juga surat-surat lainnya?
Jawabnya, bahwa para Qari Madinah, Basra, Syam (Syiria) dan para ahli hukumnya berserta madzhab-madzhab mereka berpendapat bahwa Basmalah bukanlah satu ayat dari surat Al-Fatihah dan bukan pula satu ayat dari surat-surat lainnya. Hanya saja Basmalah itu ditulis adalah untuk memisahkan antara bacaan sebelumnya dengan bacaan sesudahnya, atau antara satu surat dengan surat yang lain. Oleh karena itu maka Imam Malik r.a. telah berkata: 
لا ينبغي أن تقرأ فى الصلاة لا جهرا ولا سهرا.
“Tidaklah seyogianya dibaca basmalah dalam shalat baik secara jahar dan juga secara sir.”
Para Qari Mekkah dan Kuffah beserta ahli-ahli hukum pada kedua negeri itu mengatakan bahwa Basmalah sebagian dari surat Fatihah dan dari setiap surat di dalam kitab suci Al-Qur’an. Ungkapan ini adalah hasil ijtihad Imam Syafi’ie r.a. dan disepakati oleh para sahabatnya dan karena itulah mereka membaca Basmalah pada surat Al-Fatihah dan pada surat-surat yang lain dalam shalat jahar dengan suara jahar dan dalam shalat sir dengan suara sir. Mereka berdalil bahwasanya Basmalah telah ditetapkan oleh para sahabat dan tabi’in di dalam kitab Suci Al-Qur’an yang dibaca oleh umat Islam. Di samping itu pula mereka menetapkan dengan tausiyah mereka kesuluruhan agar kitab suci Al-Qur’an hendaklah disunyikan daripada ayat-ayat yang bukan Al-Qur’an. Padahal Basmalah sejak dari madzhab kitab suci Al-Qur’an pertama tertulis kalimah Basmalah, tetapi tidak tertulis kalimah Amiin. Hal ini menunjukkan bahwa Basmalah adalah sebagian daripada surat Al-Fatihah. Dan kalau bukan basmalah itu sebagian dari surat Al- Fatihah maka tentu saja para beliau tidak menetapkan Basmalah pada surat Al-Fatihah dan juga pada surat-surat yang lain.
Berkata Ibnu Abbas r.a.:
من تركها فقد ترك مائة أربع عشرة آية من كتاب الله تعالى.
“Barangsiapa yang meninggalkan Basmalah berarti ia meninggalkan 113 ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang tertulis padanya Basmalah.” 113 ayat karena tidak termasuk Basmalah pada surat At-Taubah.
          Dalil yang kedua bahwa surat Al-Fatihah diturunkan dua kali yang dalam surat yang dua kali turun itu terdapat padanya Basmalah. Maka berarti seluruh surat dalam Al-Qur’an selain surat At-Taubah tidak ada padanya Basmalah.

KESIMPULAN :
Madzhab Hanafi dan Maliki menetapkan
Marilah kita berzikir lahir dan batin atau dalam penghayatan batin kita ingat kepada-Nya bahwa kurnia-Nya dan kasih sayang-Nya, itulah yang kita harapkan semoga apa yang kita kerjakan sesudah basmalah diberikan nilai yang tinggi oleh Allah dalam arti senantiasa dilimpahkan oleh-Nya segala rahman dan rahiim-Nya kepada kita.

Sumber : 
Tafsir Al-Waliyah (Abuya Prof. Dr. Tgk. Muhibbuddin Waly)




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 21.19

0 komentar:

Posting Komentar